Text
Gendhis : True Forget Me Not
Aku merentangkan kedua tanganku, menjatuhkan kepala di dada Dave dan memeluknya erat-erat. Butuh setengah menit bagi Dave untuk mendekapku. Air mataku berjatuhan dan aku mendengar ia membisikkan, Welcome home, Ndhis, to the place you called it love.
***
Pulang ke Surabaya, buat Gendhis adalah pilihan sulit. Bukan hanya karena klien yang harus ditemuinya, tapi karena mimpi yang menghantuinya. Mimpi yang sama selama empat tahun. Mimpi yang menuntunnya menemukan sebentuk kenangan masa kecil.
Desau angin yang meniup daun-daun kersen rupanya sedang berkonsiprasi menuntun Gendhis menemukan kembali cinta pertamanya.
Kata orang, cinta pertama tak lekang oleh waktu. Betulkah begitu?
Apakah Gendhis berhasil menemukan lelaki cinta pertamanya?
Mampukah ia menolak kata hatinya?
Tidak tersedia versi lain