Text
You Dont Need to be Loved by Everyone
Awali dengan Berlatih Mencintai Diri Sendiri
Teman kuliahku menghubungi setelah sekian lama.
"Lagi sibuk apa, nih?”
Tanda bahwa pesan sudah dibuka langsung muncul setelah aku membacanya. Aku berhenti di tengah ketergesa gesaan untuk menulis balasan. Sebab, aku akan terlihat seperti pengangguran jika menjawab, "Tidak sibuk, kok," dan akan terkesan sombong jika menjawab, "Iya, sibuk banget, nih.” Akhirnya, kuputuskan untuk tidak menjawab dulu dan pergi ke sebuah kafe.
Jam pulang kerja tiba sehingga aku memilih menghindari tempat ramai dan masuk ke sebuah kafe yang lengang. Aku langsung melangkah ke meja kasir setelah menaruh tas laptop di meja kosong.
"Mau pesan apa?" tanya pelayan ketika aku memandangi menu dengan penuh keraguan untuk beberapa saat.
"Segelas es americano, ya," ujarku memilih pesanan paling aman sambil menatap wajah pelayan itu karena merasa tidak enak. Kemudian, aku kembali ke meja setelah membayar. Aku menyalakan laptop untuk membaca sekilas naskah 'You Don't Need to be Loved by Everyone'.
Saat itu, aku teringat keraguan untuk membalas pesan temanku dan jawaban asalku akibat desakan pelayan kafe.
'Aku bisa menjawab kabarku baik-baik saja, kan? Untuk apa
ragu?'
'Aku bisa memintanya untuk menunggu sebentar, kan? Untuk apa terburu-buru begitu?'
Kenyataannya, aku belum bisa hidup sendiri dengan bebas walau telah berkoar-koar ke semua orang hingga bibirku lecet bahwa aku telah hidup seperti itu. Walau berpikir tidak perlu baik ke semua orang, aku tetap terlalu memikirkan tatapan orang lain.
Tidak tersedia versi lain