Text
Kaffahisme: Ideologi Ekonomi dan Bisnis Masa Depan
Penerapan ideologi Kaffahisme pada bisnis masa depan akan menghasilkan subsidi silang antara konsumen kaya dan konsumen miskin. Hal itu terjadi karena pemberian keuntungan dengan ikhlas dan merupakan daya tarik utama bagi konsumen. Harga yang ditawarkan lebih murah, lingkungan bisnis yang nyaman, dan didukung oleh fasilitas yang lebih baik. Kondisi dan situasi tersebut berdampak terhadap peniadaan jurang pemisah antara yang kaya dan miskin. Para pihak mendapatkan akses yang sama.
Sebaliknya kapitalisme yang mengutamakan kapitalisasi menyebabkan tidak terjadi subsidi silang bagi yang miskin. Kepedulian kepada pihak yang miskin disediakan dalam bentuk penyediaan dana sosial yang dinamai Coorporate Social Responsibility (CSR) atau melalui trickle down effect (diteteskan ke bawah), yang tujuan substantifnya mengamankan proses kapitalisasinya.
Kepentingan publik yang dibisniskan seperti pendidikan umum/agama, kesehatan, keuangan, pegadaian dan perdagangan-kebutuhan pokok sehari-hari/sandang pangan-ongkosnya sangat mahal karena menggunakan acuan kapitalis. Tujuannya? Untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya sehingga harganya sesuai dengan brand (kelas sosial) yang ditentukkan. Fasilitas semakin tinggi menyebabkan harga jual makin mahal yang menimbulkan sekat antara golongan menengah, kaya, dan miskin.
Bisnis dengan ideologi Kaffahisme atau disebut Kaffah Management merupakan sebuah sistem bisnis yang bekerja untuk menjembatani golongan kaya dan golongan miskin tanpa ada perbedaan kualitas pelayanan yang memuaskan konsumen.
Brand bisnis dalam Kaffahisme--terjangkau ke bawah dan prestise ke atas-merupakan sarana untuk menjembatani golongan kaya dan miskin. Semua orang mampu mengakses fasilitas yang sama, berlandaskan kasih sayang dan tolong-menolong tanpa memberatkan konsumen.
Keuntungan bagi pemilik bisnis dengan ideologi Kaffahisme bersifat tidak dapat diprediksi dan bisa sedikit bahkan bisa tidak terbatas. Pengalaman dari uji coba bisnis Kaffahisme menghasilkan keuntungan rata-rata sebesar di atas 50 persen dari perolehan jual modal yang dipasarkan atau total perolehan omzet. Misalnya omzet sebesar Rp10.000.000,- (sepuluh juta), menghasilkan total omzet dan keuntungan sebesar Rp15.000.000,- (lima belas juta), dan bisa melebihi angka dimaksud dari perolehan jual modal atau omzet yang dipasarkan.
Ideologi Kaffahisme dengan konsep "Jual modal terserah konsumen mau beri untung berapa atau keuntungan seikhlas hati pelanggan" yang bisnisnya bermuara pada kepentingan umat secara menyeluruh. Paradigma bisnis dengan hati dan menyandarkan keuntungan bisnis semata dari ALLAH Subhanahuwa ta'ala (S.W.T.) atau tidak berharap pada makhluk.
Untuk menyebarluaskan terapan Kaffah Management ini, penulis bersama tim konsultan turut mensupport Standart Operating Procedure (SOP) bagi pengusaha dan pejabat pemerintah yang ingin menerapkan Kaffah Management sehingga tercapai kemaslahatan umat.
Tidak tersedia versi lain