Text
Manajemen Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio dan Televisi
Sejarah media penyiaran dunia dibagi atas penemuan teknologi dan sejarah media penyiaran sebagai industri. Penemuan gelombang radio hingga penemuan radio yang menjadi primadona dalam dunia militer dan pemerintahan menjadi awal sejarah media penyiaran dunia. Stasiun radio muncul satu persatu dan akhirnya muncul radio jaringan yang pertama kali diprakarsai oleh National Broadcasting Company (NBC). Pada tahun 1930an muncul radio FM yang memiliki kualitas suara yang lebih jernih dan lebih bagus. Tak lama, muncul format siaran radio pertama yakni Top 40.
Konsep televisi lahir pada tahun 1884 oleh Paul Nipkow dari Jerman. Konsep ini disempurnakan dengan ditemukannya iconoscope oleh Vladimir Zworkyn yang dapat mengubah gambar optis menjadi sinyal elektronik. Pesawat televisi pertama hadir pada tahun 1939 dan mengalami banyak perkembangan. Pada tahun 1950an, muncul televisi berwarna.
Di Indonesia, penyiaran dimulai dengan berdirinya Batavia Radio Vereniging dan NIROM. Stasiun radio amatir di Indonesia muncul pada tahun 1930 bernama NIVERA. Kegiatan radio sempat dilarang pada masa penjajahan Jepang. Pada akhir tahun 1945, muncul organisasi PRAI (Persatoean Radio Amatir Indonesia) dan pada tahun 1952 muncul organisasi PARI (Persatuan Amatir Radio Indonesia) Radio banyak digunakan untuk berkomunikasi antar pulau meskipun radio amatir sempat dibekukan oleh pemerintah (1952 – 1965) dan kembali berkembang setelah keruntuhan Orde Lama pada tahun 1966.
Siaran televisi di Indonesia dimulai oleh TVRI pada tahun 1962 untuk penayangan langsung HUT Kemerdekaan RI. TVRI bertahan selama 27 tahun sebelum akhirnya bermunculan televisi swasta lain.
Televisi dan radio memiliki berbagai karakteristik yang membedakan dengan media cetak. Radio dapat didengarkan ketika siaran, murah, elektris, daya jangkau besar. Televisi relatif mahal namun daya jangkau besar dan dapat dilihat dan didengar sekaligus.
Penyiaran dibahas dalam teori komunikasi linear dan teori komunikasi sirkular. Terdapat teori mengenai audiens yang dikelompokkan menjadi empat tujuan yakni pengetahuan, hiburan, kepentingan sosial dan pelarian.
Media penyiaran tidak bisa lepas dari spektrum frekuensi radio yang merupakan jalur merambatnya sinyal dan gelombang elektromagnetik. Siaran pemancar radio terdiri atas pemancar radio yang memiliki frekuensi (AM (Amplitudo Modulasi), FM (Frekuensi Modulasi) serta gelombang pendek) Pemancar televisi terdiri atas pemancar suara dan gambar. Pesawat penerima gelombang radio mengubah gelombang elektromagnetik menjadi gelombang bunyi. Standar penyiaran dunia terbagi atas 3 yakni NTSC, PAL dan SECAM. Departemen teknik bertanggungjawab atas segala hal yang berhubungan dengan teknik penyiaran. Departemen ini meliputi traffic dan organisasi departemen teknik (manajer teknik, asisten manajer teknik, pengawas teknik, teknis pemeliharaan, teknisi transmisi, teknisi audio/video, editor, teknisi master control) Perumusan kebutuhan mencakup aspek produksi, aspek penyiaran dan aspek pendukung (mencakup persiapan peralatan)
Jenis stasiun penyiaran terdiri atas stasiun swasta, stasiun komunitas, stasiun asing, stasiun publik dan stasiun berlangganan yang menggunakan operator DBS. Operator DBS memanfaatkan sumber program seperti program sendiri, televisi lokal, televisi khusus, televisi bayar dan saluran bayar per program. Empat hal yang harus diperhatikan dalam manajemen penyiaran publik yaitu program, strategi, pembelian, schedulling. Jangkauan siaran meliputi stasiun lokal, stasiun nasional dan stasiun jaringan. Di Indonesia, sistem stasiun jaringan terdiri atas stasiun induk dan lokal.
Manajemen penyiaran diperlukan untuk mencapai tujuan, menjaga keseimbangan, mencapai efisiensi serta efektivitas. Manajer dibagi atas manajemen tingkat bawah, menengah dan puncak. Fungsi utama manajer adalah planning, organizing, directing dan controlling.
Setiap media penyiaran harus mengetahui kebutuhan audiens. Menurut Kotler, terdapat strategi merebut pasar audiens yang terdiri atas memetakan segmentasi audiens (demografis -jenis kelamin, pendidikan, agama- , segmentasi geodemografis, psikografis dan geografis), targetting, dan positioning (bagaimana khalayak menempatkan suatu produk di dalam dirinya) Media penyiaran juga harus memperhatikan perilaku audiens melalui pengamatan terhadap jumlah audiens, audiens konstan, aliran audiens, turning inertia, pengaruh demografis dan selera audiens.
Program dirancang oleh departemen program yang bertugas memilih, menyusun acara dengan mempertimbangkan product, price, promotion dan place. Departemen program dipimpin oleh manajer program. Jenis program televisi terdiri atas program informasi (hard news, feature, soft news), hiburan (sinetron, permainan termasuk quiz show dan reality show, musik) Jenis program radio terkait dengan karakteristik format siaran utama (adult contemporary, contemporary hit radio, all news/all talks) Berita radio dapat berupa siaran langsung, siaran tunda. Perbincangan dapat berupa one-on-one-show, panel discussion dan call in show. Acara lain dapat berupa jingle radio dan infotainment radio.
Strategi program media penyiaran terdiri atas perencanaan program (mencakup rencana jangka panjang pendek dan menengah, termasuk mengetahui target audiens dan kelebihan kelemahan stasiun televisi atau radio lain) Perencanaan program didasarkan pada analisis dan strategi program termasuk analisis peluang, analisis kompetitif. Kemudian harus dilaksanakan bauran program yang terdiri product (program sebagai produk), price (harga program termasuk biaya produksi), place (distribusi program) dan promotion (proses promosi program) Empat hal yang dapat mempengaruhi perencanaan program adalah audiens, pengelola dan pemilik stasiun, pemasang iklan dan sponsor serta regulator. Kemudian dilanjutkan dengan membuat perencanaan dengan menetapkan target audiens, target pendapatan, tujuan dan faktor program. Sumber program bisa dari acara sendiri maupun dari stasiun jaringan, stasiun lokal, production house serta pemasang iklan.
Produksi dan pembelian program dilaksanakan oleh manajer produksi dalam departemen produksi (hiburan dan non-hiburan). Dalam produksi program radio, terdapat music director, manajer produksi, news director, dan reporter. Pembelian program acara dapat melalui tender. Kemudian yang terakhir ialah eksekusi program (membagi waktu siaran dan menyusun strategi penyiaran) diikuti dengan evaluasi program.
Bentuk program seperti dominasi format serta dominasi bintang menentukan keberhasilan program. Elemen program yang sukses mencakup konflik, durasi, kesukaan, konsistensi, energi serta tren.
Media penyiaran juga perlu mengadakan riset penyiaran seperti riset sistematis, riset rating dan riset non-rating. Pengumpulan data dapat menggunakan telepon, catatan, alat pemantau atau wawancara langsung. Sampel audiens meliputi sampel orang, waktu serta perilaku. Riset radio terdiri atas riset tentang pilihan musik dan life style analysis.
Pemasaran program dilaksanakan oleh departemen pemasaran yang melakukan hubungan dengan pihak iklan. Kekurangannya antara lain biaya mahal, informasi terbatas, penayangan singkat, penghindaran dan tempat terbatas. Siaran iklan harus memperhatikan audiens, partisipasi pemasang iklan, sponsor tunggal/bersama, iklan partisipasi, iklan kerjasama dan barter. Waktu penayangan iklan meliputi waktu tetap, waktu tertentu, kesempatan khusus, kesempatan pertama dan preemptibility. Strategi pemasaran memperhatikan pertumbuhan ekonomi dan peran biro iklan.
Promosi media penyiaran dilakukan melalui media sendiri, promosi program berita, memasang iklan, media cetak dan penyiaran lain, billboard dan transit. Promosi penjualan, peran public relation, penjualan personal, pemasaran langsung serta kontes berhadiah juga dapat membantu promosi.
Tidak tersedia versi lain