Text
Manajemen Kinerja
Di era globalisasi pengelolaan sumber daya manusia bukan merupakan hal yang mudah, oleh karena itu berbagai suprastruktur dan infrastruktur perlu disiapkan untuk mendukung terwujudnya proses sumber daya manusia yang berkualitas. Institusi yang ingin tetap eksis dan memiliki citra positif di mata masyarakat tidak akan mengabaikan aspek pengembangan kualitas sumber daya manusianya. Demikian juga bagi sekolah menengah, seperti SMK yang harus terus meningatkan kinerja guru, agar output dari SMK dapat secara langsung terpakai pada dunia kerja. Pada buku ini, penulis mencoba memaparkan mamajemen kinerja pegawai, khsusunya untuk guru SMK, serta faktor-faktor yang dapat meningkatkan kinerja guru SMK. Agar isi buku ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka penulis mengambilnya dari hasil penelitian penulis sendiri mengenai faktor-faktor yang dapat meingkatkan kinerja guru SMK di Jawa Barat.
Perubahan lingkungan yang semakin cepat dan tidak pasti, serta berlakunya globalisasi APEC (Asean Free Trade Area) 2010 dan pelaksanaan otonomi daerah, menuntut pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat berusaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, agar mampu bersaing dengan Provinsi lain sehingga dapat bersaing dengan negara lain. Peningkatan sumber daya manusia yang efektif dapat dilakukan dengan berbagai kebijakan pengembangan sumber daya manusia diantaranya adalah melalui pendidikan baik formal maupun non formal yang berorientasi pada kebutuhan kerja (link and match), (www.ditpSekolah Menengah Kejuruan (SMK).net, 2009). Konsekwensi dari desentralisasi pengelolaan pendidikan adalah dengan pemberian kewenangan lebih besar kepada sekolah yang akan membawa perubahan terhadap manajemen sekolah. Kebijakan desentralisasi pendidikan diharapkan akan mendorong peningkatan pelayanan di bidang pendidikan kepada masyarakat, yang bermuara pada upaya peningkatan kualitas pengelolaan pendidikan melalui penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).Manajemen Berbasis Sekolah sebagai suatu konsep/model implementasi kebijakan desentralisasi pendidikan merupakan konsep inovatif, yang bukan hanya dikaji sebagai wacana baru dalam pengelolaan pendidikan.
Pengelolaan pendidikan yang desentralistik menggantikan sistem sentralistik mendorong motivasi sekolah untuk mengoptimalisasi sumber daya dan potensi sekolah. Jika dilihat dari kinerja yang dicapai pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah belum berjalan secara maksimal. Beberapa faktor yang paling dominan dipandang mempengaruhi kurang berhasilnya implementasi kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah antara lain : (1) Keterbatasan kemampuan manajerial Kepala Sekolah; (2) Pemahaman model manajemen berbasis sekolah masih kurang, baik dari unsur sekolah maupun Komite Sekolah; (3) Untuk sekolah yang berlokasi di perkotaan otoritas Komite Sekolah terhadap sekolah terlalu kuat, sedangkan sekolah yang berlokasi di pinggiran kota otoritas Komite Sekolah lemah, sehingga peranannya selalu didelegasikan kepada pihak sekolah; (4) Partisipasi masyarakat belum optimal; (5) Terdapat kecenderungan Kepala Sekolah yang telah mendekati masa pensiun enggan untuk melakukan perubahan.
Tidak tersedia versi lain