Text
157 Hari Mencari Makna Hidup
Pada suatu saat ada seorang mahasiswa saya meminta kepada saya, agar nilai perbaikannya A. Saya tahu kemampuan dia, kemudian saya bertanya:
“Untuk apa nilai A itu?”
“Agar saya bisa bekerja (melamar kerja) Bu… “
“Apa kau bisa kerja?”
Dia terdiam, tidak bisa menjawab.
Begitu juga ketika kita berdoa untuk sesuatu kepada Allah Sang Pemilik kita. Mengapa doa itu tidak menjadi kenyataan? Itu karena kita hanya melihat dari sisi keinginan kita! Bisa meminta, tapi tidak bisa mendeskripsikan apa yang kita minta? untuk apa dia? Apakah kita pantas? Yang pasti Allah akan memberikan suatu kepantasan dan juga ada rahasia kemashalatan di masa yang akan datang untuk apa sebenarnya kita diciptakan Nya. Kita semua mempunyai masa, dan terikat pada masa itu untuk beribadat kepada Nya yaitu segala usaha lahir dan batin sesuai dengan perintah Nya untuk mendapatkan kebahagiaan dan keseimbangan hidup, baik untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat maupun terhadap alam semesta.
Bagaimana agar kita bisa mencapai itu semua? peganglah keyakinan ini: langkah, rezeki, pertemuan dan maut itu semua ada di tangan Allah, namun itu ada unsur aksi dan reaksi yang bermula dari diri kita sendiri. Hasil tidak akan mengingkari usaha dan usaha yang benar adalah berdasarkan ilmu dan ilmu yang benar adalah yang berasal dari keimanan yang kokoh sehingga tidak ada dusta di dalamnya dan pada akhirnya kita akan sampai kepada janji Nya:
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al Mujadilah: 11)
Tidak tersedia versi lain